- Yora Faramitha & Firda Dimawarnita
Isolasi Senyawa Bioaktif dari Produk Samping Pengolahan Minyak Kelapa Sawit: Peluang dan Tantangan
Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) sebagai produk samping industri minyak kelapa sawit mengandung beberapa senyawa bioaktif, diantaranya: tocopherols, tocotrienols, sterols, dan squalene. Akan tetapi, persentasenya dalam PFAD sangat kecil, yaitu di bawah 1%. Artikel ini mencoba mengkaji secara umum peluang dan tantangan dalam mengembangkan industri senyawa bioaktif dari PFAD. Industri senyawa bioaktif mempunyai prospek yang bagus dimana permintaan pasar akan terus ada dan harga jualnya yang tergolong tinggi. Adapun tantanganya adalah pemilihan proses teknologi yang ekonomis dan mampu menghasilkan produk senyawa bioaktif yang memenuhi kriteria pharmaceutical grade. Strategi industri minyak kelapa sawit untuk memproduksi senyawa bioaktif tidak hanya dari PFAD, namun juga dari CPO patut dipertimbangkan.
Senyawa bioaktif adalah senyawa kimia yang terkandung di dalam makanan yang mampu mempengaruhi proses metabolisme tubuh dan memberikan manfaat kesehatan jika dikonsumsi [1]. Manfaat kesehatan ini dapat berupa menurunkan risiko penyakit kronis atau meningkatkan daya tahan tubuh. Minyak kelapa sawit mengandung beberapa senyawa bioaktif penting diantaranya carotenoids, tocopherols, tocotrienols, sterols, squalene, co-enzyme Q 10, dan phospholipids [2]. Jumlah kandungan masing-masing senyawa bioaktif dalam CPO cukup besar. Akan tetapi, proses penyulingan CPO membuat banyak kandungan karotenoid rusak dan sejumlah senyawa bioaktif lainnya terkonsentrasi ke dalam produk samping dari proses penyulingan. Produk samping ini dikenal dengan istilah PFAD atau palm fatty acid distillate. Salah satu hal menarik dari permasalahan ini adalah apakah isolasi senyawa-senyawa bioaktif dari PFAD cukup berharga untuk dilakukan?